• MENGUBAH DIRI SENDIRI

    Hai..hai...

    Hem...2012 telah lima hari aku lalui. "Tahun baru, Semangat baru" kira-kira jadi motto ditahun ini. Aku harus berkarya lebih baik dari tahun lalu, Seharusnya! Hal dan perilaku yang jadi kebiasaan  buruk yang sudah-sudah harus segera diakhiri. Untuk itu aku harus mulai Dari, Oleh dan Untuk diri sendiri. Kenapa aku sebut Dari, Oleh dan Untuk pribadiku? Itu karena, semua usaha/hal tidak akan berhasil kalau tidak didasari Dari kemauan hati, di dorong Oleh keinginan pribadi, nantinya juga  Untuk diri sendiri pula kembalinya. 

    Kira-kira lima tahun sudah aku tidak melakukan ritual menulis, kecuali di buku diary. Bagiku, tulisan adalah kepribadian. Bagaimana tidak, karena tulisan adalah cermin untuk berkaca, tempat dimana kita bisa mempelajari diri kita sendiri. Tempat dimana sebuah kedalaman dan kerahasiaan yang tidak pernah diungkap kepada orang lain bisa tertuang disana. Dalam tulisan mungkin menceritakan skandal, pelangaran etika kerja, atau perilaku brutal dan polemik dalam segala titik pandang  bisa terbaca tapi tidak untuk dihakimi, apalagi karena penyimpangannya harus dijerat oleh hukum. Kecuali saat tulisan telah beredar dimata umum, atau berbagai media dan telah teruji kebohongan atau rekayasa dan menyingung seseorang, organisasi atau instansi tertentu tentunya. Baru tulisan bisa menimbulkan masalah. 

    Tapi disini aku bercerita tentang aku, lakon dalam segala cerita nantinya.
    Pastinya semua orang mendambakan keberhasilan, bisa meraih kesuksesan dan kewibawaan, berharap mendapatkan pengakuan dan respek dari orang lain, serta mendapatkan pekerjaan yang disenangi. Maka marilah jangan hanya hati yang tergerak lebih baik segera bertindak, membangun kebahagiaan dalam hidup, memulainya dengan mengubah diri sendiri. Karena pikiran memutuskan tindakan , keberhasilan, atau justru kegagalan, mungkin kesengsaraan ataupun kegembiraaan acapkali di awali dari apa yang kita pikirkan meski hanya sekilas. ini disebut Keyakinan.

    Aku ada cerita sederhana yang aku kutip dari seorang teman,,,



    Ada seorang ibu muda bernama Selma, dia mendampingi suaminya yang bertugas di pangkalan angkatan darat pada sebuah gurun pasir dekat Mexico. Suatu ketika suaminya mendapatkan perintah dari atasan untuk mengadakan latihan di tengah gurun pasir dalam jangka waktu lama. Selma ditinggal seorang diri dalam sebuah rumah kecil yang berada di pangkalan militer.

    Di sana, ia bukan hanya tidak tahan dengan udara yang panas, namun juga merasa kesepian, tidak ada orang yang bisa menemaninya berbicara. Yang ada di daerah itu hanyalah penduduk lokal Mexico dan Indian. Mereka semua tidak bisa berbahasa Inggris.

    Dia merasakan kesengsaraan yang luar biasa, maka dia menulis surat kepada orangtuanya serta menyatakan ingin kembali ke kampung halamannya. Balasan surat dari ayahnya hanya dua baris, tetapi kata-kata ayahnya tersebut telah mengubah total kehidupannya:

    "Dua orang terpidana memandang keluar dari jendela tahanan, yang satu melihat tanah lapang, sedang yang satu lagi melihat bintang."

    Selma membaca berulang-ulang surat ayahnya, dia merasa sangat malu pada diri sendiri, lalu memutuskan mencari bintang-bintang untuk dirinya di atas gurun pasir.

    Dia mulai berteman dengan penduduk setempat, orang lokal sangat ramah terhadap dirinya. Dia menyatakan sangat tertarik terhadap aneka kerajinan tekstil dan keramik produksi setempat. Penduduk lokal itu memberikan kerajinan tekstil dan keramik kepadanya yang enggan mereka jual kepada turis.

    Selma juga mengadakan penelitian terhadap kaktus dan berbagai macam tumbuhan gurun pasir yang menawan hatinya, serta mempelajari pengetahuan tentang marmot. Dia mengamati terbit dan terbenamnya matahari, dia juga mencari kulit kerang laut. Semua ini merupakan peninggalan gurun pasir beberapa ribu tahun lalu yang masih berupa lautan.

    Gurun pasir itu tidak berubah, penduduk Indian di sana juga tidak berubah, yang berubah hanyalah sikap dan pikiran Selma. Perbedaan sekilas pikiran ini telah mengubah Selma menjadi orang yang berbeda, kehidupan sengsara yang semula dia rasakan telah berubah menjadi petualangan yang paling berarti selama hidupnya. Dia menjadi sangat girang dengan penemuan-penemuan barunya.

    Dengan Cerita diatas tentunya kita jadi terbuka pikiran dengan istilah jawa "Wang sinawang", kata ini menurutku mengandung suatu arti yang kurang lebih aku artikan # Ketika Kita menjadi orang yang terlahir dikeluarga sederhana, rumah kecil, hidup, makan seadanya, bisa sekolah sampai perguruan tinggi dah dibilang hebat banget itu juga karena beasiswa, Gan!. Lalu disisi lain kita melihat seorang tetangga atau teman yang kaya, tinggal dirumah mewah, mau pergi kemana saja selalu diantar sopir, tiap hari bisa shopping ke Mall, minimal facial atau sekedar ganti model rambut di Salon, baju dan sepatu yang up to date bak artis Holywood. Buset Siapa coba yang gak ngiri gaya hidup seperti ini. Tapi ya itulah Allah selalu Adil. Dilain hal meski kita hidup dikeluarga sederhana, tapi kita diberi kesehatan, kehangatan kasih sayang dan kebersamaan. Yang terpenting keluarga telah membekali kita dengan Keimanan agar kita pandai bersyukur. Coba lihat banyak Orang kaya yang bisa beli apapun, bisa makan apa saja tapi tidak jarang dari mereka yang broken home, atau bahkan diberi kesehatan buruk,  berpenyakit aneh-aneh yang mahal pula obatnya. Kalau sudah begini, mau pilih yang mana coba??





0 komentar:

Posting Komentar