• "Mertua Vs Menantu"

    Kisah Klasik sebuah polemik rumah tangga yang disebut "Mertua VS Menantu".

    Aku mau bercerita bagaimana cerita dan tragedi ini dimulai,
    Saat dimana aku baru saja melangkah ditempat yang baru, belum sama sekali ada yang aku kenal, benar-benar bertemu orang asing, mereka adalah keluarga suamiku. Yang aku tahu mereka baik dan menyuakaiku, dan menganggap aku sebagai New Wellcomer, gelagat ini aku rasakan dengan apa-apa mereka cerita tentang bagaimana Bapak Mertuaku, trus tentang Menantu-menantu dikeluarganya seperti apa dan dari keluarga bagaimana satu-satu mereka buka cerita, tentang suka dan tidak suka kepada sang Besan bahkan juga menantunya masing-masing. Aku sebagai orang baru tidak pernah bertanya, "lho kok bisa, kok jadi begini", yang aku lakukan waktu itu hanya diam dan khikmat mendengarkan sang Ibu juga SAtu Iparku, yang katanya Dia seorang Dosen di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Semarang yang mengurai rahasia keluarga ini satu-satu. Aku mendengarpun sambil berpikir, Huuuh berat sekali menjadi bagian dari keluarga ini. Coba saja aku tahu dari awal kalau keluarga ini seseram ini. Hal kecil yang menurut keluargaku bukan dan akan jadi apa-apa, dikeluarga ini terlalu dianggap mendalam. Contohnya saja tentang idealis dalam hal "Bibit, Bebet, Bobot". Ini paham orang jawa yang jauh doloe kala banget, tapi buat mereka yang sangat memuja kehormatan, juga kedudukan ini penting dan utama. Begitu pula keluarga ini menjadikan paham "B3" sebagai syarat pertama untuk mengukur dan memilih pasangan hidup untul anak-anaknya. Apakah seseorang itu pantas dan layak untuk bersanding dengan anak-anaknya. Hem......subhannalllah, Allah yang maha melihat semua hal tentang MAkhluknya, kolot sekali dan keji sekali ya mereka. Hari gini masih terobsesi tuk menerapkan anutan "B3". Tapi bukan jadi masalah menurutku, itu cukup mereka yang penting aku tidak seperti itu. Sekarang, Kita hidup dijaman apa?, Realistis Dong!!! Mereka terlalu terbuai dan asyik oleh sisa-sisa Yang disebut NINGRT ( Doc.NINGRAT-an??ini baru benar).Sudah tidak ada lagi Raja dan Ratu, jadi sudah tidak ada yang namanya Darah biru juga Raden yang dianggap ningrat, itu hanya sisa-sisa cerita sejarah zaman doloe sebelum merdeka......Tapi karena aku sudah terlanjur masuk dalam lingkaran keluarga ini maka yang aku harus ingat waktu itu, Oh berarti aku bisa diterima disini, dikeluarga ini karena B3-ku sepadan, sekelas pikirku. Dan untuk itu, aku juga harus menjaga sikap, juga perilakuku dikeluarga ini. Aku disini selain membawa nama keluargaku sendiri juga harus menjunjung tinggi wibawa dan kehormatan yang keluarga ini Puja-puja.
    Huhhhh sungguh berat sekali dirasa, aku sempat berpikir, apa aku nanti akan sanggup.
    Apalah aku, yang hanya seorang anak gadis bungsu, yang kubisa cuma apa yang aku minta terkabul, yang biasa hanya go shopping, hunting baju ato sekedar ganti model sepatu ato sandal, jalan-jalan kalau capek yaa cari makan karena hobbyku ya kuliner, selalu coba masakan baru masuk ke resto atau minim warung tendalah.

    Ternyata tak dinyana takdisangka, yang pernah terpikirkan olehku waktu pertama masuk keluarga ini benar-benar terjadi, "Konflik", sepele sebenarnya. Tapi inilah yang terjadi sekarang. Aku telah terjebak dan tersesat, tidak tahu harus maju atau mundur karena dua pilihan ini bagai ibarat kata " Makan buah simalakama". Maju kena, mundurpun kena. Semua ada resikonya.

    Huh...benar dan benar 100% tentang pendapat orang jawa, "Watuk iso mari, ditambani; sedangkan Watak, mau diobati, mau dikasih ramuan ampuh sekalipun tetap tidak mempan"

    Apa yang aku lakukan????

    Sedih sekali aku, sungguh Its true se-true-truenya bahwa penyesalan itu selalu datang dibelakang.



    Jadi, untuk teman dan kawan semua yang belum berani melangkah dan memutuskan untuk menikah,,,
    BERPIKIR BERJUTA, BUKAN TAPI bERPULUH-PULUH miliar bahkan TRIliunlah, apa calon pasangan kita itu benar-benar tepat untuk kita atau tidak. Jangan sampai ada peribahasa NASI telah Jadi bubur, untuk jadi beras lagi tidak akan mungkin. Kaca yang sudah pecah tidak mungkinlah bila dirangkai lagi bisa jadi sempurna seperti semula, tidak mungkin, pasti akan ada cacatnya, begitu pula hubungan antar manusia,,,walau doloe baik, so close bangetzs suatu saat ada cacat sedikit saja akan rusak susu satu belangga karena tinta setitik ini perumpamaan lain dari kisahku.


    Untuk detail cerita, akan aku sambung next time....

    Thanks for my friends, Mba Tamie, Mba Diah, Mba Has, Mba SS, and Eppy..You are all my inspirations. Tanpa kalian, aku pasti sudah jadi penghuni Dr. Soedjono. Hicks...hiks...kalian the best bangetz.
    Jangan bosan ya dengar sharing dan curhatku,,,,,,Luv u friends.

0 komentar:

Posting Komentar